AKULAH CINTA SEJATIMU


*CERPEN*
“ AKU CINTA SEJATIMU”
By: Arina Zaida Ilma

            Pagi yang cerah. Seperti biasanya Arindah menghampiri Dhikma, hendak berangkat ke sekolah.
“Tin.. tin.. tin..,” suara motor Arindah seraya memanggil Dhikma.
“Ia Rin,” kata Dhikma. “Bu, Dhikma berangkat sekolah dulu,” pamit Dikma pada mamahnya.
“Ya, hati-hati nak,” sahut mamah Dhikma.
“Ayo, kita berangkat?!,” seru Dikma sambil mbonceng, karena ia tidak bisa naik motor.
“Ok, pegangan ya,” komentar Arindah.
***
Di sekolah, Arindah dan Dhikma berjalan bersama menuju kelas. Tiba-tiba Dhikma memegang tangan Arindah.
“Eh, kenapa loe pegang tangan gue? Malu ah, diliatin orang?!,” tanya Arindah pada Dhikma.
“Emank kenapa? Gue pengin aja megang tangan loe?! Gk boleh?,” jawab Dhikma gugup.
“Bukan begitu, Dhik. Boleh sich boleh. Tapi loe gak biasanya megang tangan cewek, apalagi tangan gue...,” Arindah tersenyum sinis pada Dhikma.
“Tet....tet...tet...,” bunyi bel masuk terdengar. Arindah dan Dhikma cepat-cepat duduk. Kebetulan mereka duduk sebangku.
Pak Ari guru Fisika kemudiann masuk memberi anak-anak tugas. Semua siswa pun mengerjakannya. Tetapi lain dengan Dhikma. Cowok itu menatap Arindah dengan mata yang tulus.
“Dhik.. Dhik... Ini gimana no.5?... Muacchhhhh...” Oh my God tak sengaja Arindah mencium pipi Dhikma karena ia buru-buru ingin bertanya soal yang sulit.  Dan pada saat itu juga Dhikma sedang menatap wajah Arindah. Jadi, Dhikma kaget.
“Oh.. ya ampun.. kecupan pertama dari seorang cewek cantik,” kagum Dhikma.
“Hussstttt.. gue gak sengaja tau?!! Loe aja yang cari kesempatan dalam kesempitan?!!! Ya kan!,” desak Arindah.
“Enak aja.. tapi gak papa sich.. Lumayan,” kata Dhikma.
Tak lama kemudian, Pak Ari kembali ke kelas dengan membawa seorang siswi baru. Cewek itu cantik dan lumayan pintar.
“Anak-anak, perkenalkan ini teman baru kalian. Ia pindahan dari Yogya,” tutur Pak Ari. “ Namanya Ifi. Ifi, duduklah dengann Dhikma?! Arindah, kamu duduk dengan Tomi,” lanjut Pak Ari.
Arindah tak bisa terima. Ia tidak tinggal diam.
“Gak bisa gitu donk, Pak?! Saya duluan duduk sama Dhikma. “ Arindah cemberut dan tak bisa menolak. Ia pun duduk dengan Tomi.
“Hai... Aku Dhikma,” bisik Dhikma pelan-pelan pada Ifi.
“Hai Dhikma, aku Ifi. Senang berkenalan dengan mu,” jawab Ifi.
Dhikma menyapa Ifi dengan halus. Kata-katanya pun bukan gue loe lagi, tapi aku kamu. So sweet.
“Tet...tet...tet...,” bel istirahat berbunyi. Arindah pun mengajak Dhika ke kantin, tetapi Dhikma menolak.
“Gak ah, gue bawa bekal. Gue mau di kelas sama Ifi aja?!.”
Dhikma tak seperti biasanya. Ia berubah 100 % setelah kedatangan Ifi. Arindah semakin sebal dengan Ifi.
“Ih.. cewek ini bikin Dhikma berubah. Cewek ini gatel banget sich?!,” gumam Arindah dalam hati.
***
Hari Selasa, berbeda tak seperti biasanya bagi Arindah. Biasanya ia rajin menghampiri Dhikma berangkat sekolah, tapi kini tidak. Akhirnya Dhikma yang menghampiri Arindah.
“Rin.. berangkat sekolah yuch?,” Dhikma menghampiri Arindah seraya ingin mbonceng. Kebetulan rumahnya bersebelahan. Tapi, tak ada jawaban dari Arindah. Malah mamahnya Arindah yang menjawabnya.
“Maaf Dhik. Arindah sakit. Ia tak bisa berangkat sekolah, tolong sampaikan pada Bapak/Ibu guru,” kata mamah Arindah.
“Tante, Arindah sakit apa? Boleh saya menjenguknya?,” Dhikma mengkhawatirkan Arindah.
“Boleh, tapi sebentar saja. Nanti kamu terlambat,” mamah Arindah mengizinkannya.
Tiba di kamar Arindah, Dhikma mencemaskannya.
“Rin.. loe kenapa? Lekas sembuh ya?,” kata Dhikma pada Arindah. Tapi Arindah tak berkutik apa-apa, dia masih tidur. Sambil mengecup kening Arindah ia berppamitan untuk berangkat sekolah.
***
Ternyata diam-diam ada seorang cowok yang menyukai Ifi, Rian namanya. Ia sangat menyukai Ifi. Ia rela melakukan apa saja demi Ifi. Disampipng itu, ada juga Glen yang cinta mati dengan Arindah. Ia pun rela melakukan apapun demi cintanya, hal jahat sekalipun.
Suatu ketika, Dhikma curhat pada Arindah.
“Rin... gue mau curhat dech ama loe? Gue jatuh cinta ama salah satu cewek sekelas kita,” ungkapnya pada Arindah
“Really??? Siapa dia???,” lagaknya penasaran. Dalam hatinya ia berfikir kalo cewek itu adalah dia sendiri.
***
Di kelas Arindah bertanya pada Tomi, karena ia begitu penasaran siapa cewek yang disukai Dhikma. “Siapa ya yang Dhikma suka?”
“Pastinya loe??!!!,” jawab Tomi.
“Benarkah?,” Arindah ngefly. Ia semakin PD bahwa Dhikma pasti jatuh cinta pada dirinya.
Pulang sekolah, Dhikma meminta Arindah untuk mengajarkannya bagaimana cara untuk diterimanya seorang cowok menjadi pacar cewek itu. Arindah pun tanpa panjang lebar langsung menyetujuinya dan mengajarkannya.
Pertama, Arindah mengajari Dhikma naik motor. Tapi, gagal. Beberapa kali Arindah mengajari Dhikma naik motor, tapi Dhikma belum juga bisa. Malah akhirnya nabrak pohon pisang. Lucu banget dech.
“Eh, loe cewek apa cowok sich? Naek motor aja loe gak bisa?,” ledek Arindah.
“Ih, loe ini! Jangan-jangan loe gak ikhlas ya ngajarin gue?,” Dhikma cemberut.
“Maksud gue gak gitu. Gue beneran ikhlas ngajarin loe kok. Gini, sekarang kita lanjut tahap kedua aja. Gue akan ngajarin loe gimana jadi cowok maco,” jelas Arindah.
Dhikma didandani layaknya cowok maco oleh Arindah. Ia pun berhasil merubah penampilan Dhikma.
***
Di sekolah, Dhikma berangkat bersama Arindah dengan penampilan maconya. Cewek-cewek SMA nya pun kagum dengan penampilan Dhikma itu sampai-sampai mereka mengejar-ngejar Dhikma. Arindah pun cemburu.
Siang hari, tiba saatnya Dhikma menembak Ifi. Ia mengajak Ifi jalan-jalan di taman sekolah.
“Ifi, maukah kamu jadi pacar aku?,” kata Dhikma malu-malu.
“Mmm..mmm...,” dengan basa-basi ia menerimanya.
“Baiklah, aku mau kok jadi pacar kamu.”
Hati Dhikma berbunga-bunga. Ia senang sekali karena Ifi menerima Dhikma jadi pacarnya. Selama kurang lebih 1 bulan, kabar jadiannya Dhikma dan Ifi menjadi buah bibir anak-anak SMAN 1 Cilacap, apalagi anak cewek. Tak beda dengan Arindah, ia marah. Ia menangis terisak-isak. Sampai-sampai ia tak mau bertemu Dhikma lagi. Dikiranya, Arindahlah cewek yang akan ditembak Dhikma, tapi malah Ifi. Begitu juga dengan Rian. Ia kecewa berat dengan Dhikma. Tapi, bagi Glen itu kesempatan yang bagus untuk menjauhkan Arindah dari Dhikma.
Akhirnya Rian memutuskan untuk berbuat curang. Ia merencanakan sesuatu. Ia menyuruh Glen untuk menabrak Dhikma. Alasannya karena Rian tak mau kehilangan Ifi. Dengan tertabraknya Dhikma nantinya, pasti akan mudah bagi mereka untuk memikat hati Arindah dan Ifi.
Saat itu Dhikma dan Ifi sedang di taman. Dhikma dan Ifi ingin membeli ice cream di seberang jalan. Rencana Rian dan Glen pun terlaksana, tetapi salah sasaran.
“Ciiiit....bruukkk... kkk.. ,” benturan mobil dengan Ifi. Glen tak menyangka akan menabrak Ifi. Ia malah kabur. Malang nian nasib cewek yang tak berdosa itu. Ifi pun segera di bawa ke rumah sakit, dan sekarang keadaannya masih kritis.
“Ifi!!!Ifi!! Bangunlah?!,” jerit tangis Dhikma.
Saat detik-detik terakhir Ifi, Dhikma tetap menunggu Ifi sampai ia sadar. Tetapi, Tuhan berkehendak lain. Jam berdentang  saat pukul 17.55 pm.
17.56
17.57
17.58
17.59
18.00
Tepat pukul 18.00 pm, Ifi meninggalkan mereka selama-lamanya. Isak tangis sanak keluarga berceceran. Dhikma pun histeris.
“Ifi... Jangan pergi !!! Aku mencintaimu??!!,” histerisnya Dhikma tak bisa menerima kenyataan itu.
“Sudahlah nak, biarkan Ifi pergi dengan tenang!,” nasehat Ibu Ifi.
***
Seluruh teman-teman di SMA pun terkejut mendengar kabar itu. Arindah juga begitu. Ia menyesali kesalahannya yang telah membenci Ifi.
“Udahlah Dhik.. Jangan sedih mulu, nanti Ifi gak tenang di alam sama.” Arindah yang tadinya tak mau bicara dengan Dhikma akhirnya mau juga menemui Dhikma dan menghiburnya.
“Ifi!!!! Mobil itu??!!! Mobil itu killer!!!,” teriak Dhikma menjelaskan semua kejadiannya.
“Mobil apa Dhik??? Loe hafal plat nomernya gak??,” sahut Arindah .
“Mmmm.. iya aku inget.. R 2402 TA,” komentar Dhikma.
“Hah?? Apa??? Itu kan plat nomer mobil Glen!!! Ia.. bener,, Glen,” Arindah terkejut.
***
Sewaktu istirahat, Arindah mengintai Rian dan Glen. Mereka sedang membicarakan kematian Ifi yang disebabkan oleh mereka sendiri. Ternyata tak salah lagi, bahwa merekalah yang menyebabkan Ifi mati. Penyebabnya mereka suka pada Ifi dan Arindah. Mereka tak rela kalo Ifi atau Arindah dekat-dekat dengan Dhikma.
Arindah segera menelpon polisi dan meminta polisi datang ke sekolah mereka sekarang juga. Polisi pun segera datang dan menangkap Rian dan Glen.
“Pak polisi.. Tangkap mereka!! Mereka pelakunya?!,” kata Arindah keras.
Sebelum mereka dibawa ke kantor polisi. Glen ingin mengucapkan sesuatu pada Arindah.
“Rin.. gue cinta mati ama loe??!!,” teriak si Glen.
Arindah shock, ia menangis di balik tembok kelasnya. Ia tak menyangka bahwa salah satu penyebab matinya Ifi gara-gara dia.
“Kenapa bisa seperti ini, Tuhan??,” rengek Arindah.
“Tenanglah, Rin. Ini bukan salah loe.. Mungkin ini sudah suratan dari Tuhan,” kata Dhikma memeluk Arindah.
***
Semakin hari, Arindah dan Dhikma semakin akrab dan kembali seperti sedia kala. Butir-butir cinta diantara mereka pun tumbuh juga. Ternyata, selama ini Arindah diam-diam menyukai Dhikma.
Malam itu adalah moment yang paling ditunggu-tunggu oleh Arindah. Dhikma menembak Arindah dan mereka pun jadian.
“Rin... gue gak nyangka selama ini loe suka ma gue. Sekarang maukah loe jadi pacar gue? Untuk terakhir dan selamanya,” kata Dhima penuh pesona.
“Sungguh??? Gue mau jadi pacar loe,” tanpa basa-basi Arindah langsung saja menerima Dhikma jadi pacarnya dan mereka berpelukan. Kini mereka saling mencintai satu sama lain, dan Arindah menjati cinta sejati Dhikma untuk terakhir dan selamanya.

# Ternyata cinta itu membutuhkan pengorbanan yang sangat besar, kesabaran dan tentu saja pengertian. Cinta memasukkan kesenangan dalam kebersamaan, kesedihan dalam perpisahan, harapan pada hari esok kegembiraan di dalam hati. Jika kita mencintai seseorang, berusahalan untuk tampil apa adanya karena Cinta sejati selalu dapat menerima kelebihan dan kekurangan.


“CINTA SEJATI”
Derap langkah
tebaran debu mengikuti kaki
mengiringi sepanjang jalan
apa kemarau sdh tiba ?
Terik sengat matahari
keringat telah bercucuran
basah seluruh badan
namun….
bibir kering
Kuhampiri sepotong kayu
duduk menatap langit
teringat wajah mu sayang
betapa perih hati ku
Ketika jiwa ku terbuai
engkau berlari
saat ku mengungkapkan cinta sejati ku
engkau menghindar dan menghilang
Namun kukejar diri mu
hanya bayangan yg ku dapat
Biarlah……
ku menyendiri tanpa mu
walau hatiku hancur
saat ini aku pasrah
Cuma harapan ku suatu saat
ketika terbangun
engkau telah di sisiku
karena dirimu cinta sejati ku


Free Heart Bow Arrow Cursors at www.totallyfreecursors.com


http://www.funny.org.in - Glitter Text